ZMedia Purwodadi

PERBEDAAN PROPERTI SYARIAH DAN KONVENSIONAL

Daftar Isi

Perbedaan Properti Syariah dan Konvensional: Mana yang Lebih Baik untuk Anda?


Temukan perbedaan utama antara properti syariah dan konvensional, serta pelajari mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan investasi dan nilai-nilai Anda.


Investasi properti adalah salah satu cara yang paling populer dan stabil untuk menambah aset. Namun, bagi mereka yang mempertimbangkan aspek-aspek etika dan nilai-nilai agama dalam keputusan finansial mereka, muncul pertanyaan: Haruskah saya memilih properti syariah atau properti konvensional? Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan mendasar antara kedua jenis properti ini, serta membantu Anda menentukan mana yang lebih cocok untuk kebutuhan dan preferensi Anda.

Pengertian Properti Syariah dan Konvensional


Properti Syariah adalah jenis properti yang semua aspek transaksinya, mulai dari pembelian, penjualan, hingga pembiayaan, dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah atau hukum Islam. Ini berarti tidak ada unsur riba (bunga), gharar (ketidakpastian), atau maysir (spekulasi) dalam transaksi properti syariah. Semua akad (kontrak) yang digunakan harus adil, transparan, dan memenuhi ketentuan syariah.


Properti Konvensional, di sisi lain, adalah jenis properti yang diperoleh melalui cara-cara yang umum diterapkan di pasar, yang sering kali melibatkan pembiayaan dengan bunga (riba) dan transaksi yang mungkin tidak selalu mempertimbangkan aspek halal dan haram. Properti konvensional ini lebih fokus pada keuntungan finansial tanpa terikat oleh prinsip-prinsip syariah.


Perbedaan Utama dalam Sistem Pembiayaan


Perbedaan paling mendasar antara properti syariah dan konvensional terletak pada sistem pembiayaannya. 


Pembiayaan Properti Syariah:

  • Tanpa Bunga (Riba): Salah satu karakteristik utama properti syariah adalah tidak adanya unsur riba dalam pembiayaannya. Sebaliknya, digunakan skema pembiayaan seperti murabahah (jual beli dengan margin keuntungan), musyarakah (kerjasama bagi hasil), atau ijarah (sewa guna usaha).
  • Transparansi dan Kesepakatan Awal: Dalam pembiayaan syariah, harga, keuntungan, dan biaya-biaya lainnya sudah ditentukan sejak awal dan disepakati oleh kedua belah pihak, tanpa ada perubahan di tengah jalan.
  • Bebas Denda: Umumnya, dalam properti syariah, tidak ada denda keterlambatan pembayaran. Jika pun ada, dana tersebut akan disalurkan untuk kegiatan sosial atau amal, bukan menjadi keuntungan bagi pihak pembiaya.


Sumber gambar: Canva

Pembiayaan Properti Konvensional:

  • Menggunakan Bunga (Riba): Pembiayaan properti konvensional biasanya melibatkan suku bunga yang dapat bersifat tetap (fixed) atau mengambang (floating). Sistem bunga ini dalam pandangan syariah dianggap sebagai riba, yang diharamkan dalam Islam.
  • Fluktuasi Biaya: Dalam properti konvensional, terutama yang menggunakan bunga mengambang, pembayaran cicilan dapat berubah-ubah sesuai dengan suku bunga pasar, yang bisa menjadi beban tambahan bagi pembeli.
  • Denda Keterlambatan: Properti konvensional sering kali mengenakan denda keterlambatan jika ada cicilan yang tidak dibayar tepat waktu. Denda ini menjadi tambahan keuntungan bagi lembaga pembiayaan.


Aspek Legal dan Kontrak

Properti Syariah:

  • Akad (Kontrak) Berbasis Syariah: Kontrak dalam properti syariah harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, yang meliputi keadilan, transparansi, dan tanpa ada unsur penipuan atau ketidakpastian. Setiap pihak harus memahami dan menyetujui semua syarat dan ketentuan sebelum transaksi dilakukan.
  • Tidak Ada Gharar dan Maysir: Properti syariah menghindari segala bentuk transaksi yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) atau spekulasi (maysir). Misalnya, jual beli properti yang belum jelas status kepemilikannya atau properti yang masih dalam tahap pembangunan.


Properti Konvensional:

  • Kontrak Standar Pasar: Properti konvensional umumnya menggunakan kontrak standar yang diterapkan di pasar properti, yang tidak selalu mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah. Meskipun demikian, kontrak ini tetap legal dan mengikat secara hukum.
  • Fleksibilitas Lebih Tinggi: Dalam beberapa kasus, properti konvensional mungkin menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam hal penyesuaian kontrak atau kesepakatan tambahan yang menguntungkan kedua belah pihak.


Keunggulan dan Kelemahan Masing-Masing

Properti Syariah:

Keunggulan:

  • Berkah dan Ketenangan Hati: Investasi yang dilakukan sesuai dengan syariah diyakini membawa berkah dan ketenangan hati karena tidak melanggar prinsip-prinsip agama.
  • Transaksi yang Lebih Transparan dan Adil: Semua syarat dan ketentuan jelas sejak awal, sehingga mengurangi risiko kesalahpahaman di kemudian hari.
  • Bebas Riba: Tidak adanya bunga membuat cicilan lebih stabil dan terprediksi.


Kelemahan:

  • Pilihan yang Lebih Terbatas: Properti syariah mungkin tidak sebanyak properti konvensional, terutama di daerah yang tidak memiliki banyak pengembang syariah.
  • Persyaratan yang Lebih Ketat: Proses akad dan pembiayaan syariah kadang memerlukan persyaratan tambahan yang bisa memakan waktu lebih lama.


Properti Konvensional:

Keunggulan:

  • Akses Lebih Mudah dan Cepat: Proses pembelian dan pembiayaan lebih sederhana dan tersedia di banyak tempat, dengan pilihan properti yang lebih beragam.
  • Fleksibilitas dalam Pembiayaan: Tersedia berbagai opsi pembiayaan, termasuk cicilan dengan tenor yang panjang dan bunga yang kompetitif.


Kelemahan:

  • Riba dan Beban Bunga: Pembiayaan dengan bunga bisa menjadi beban tambahan bagi pembeli, terutama jika suku bunga naik.
  • Kurangnya Transparansi dalam Beberapa Kasus: Tidak semua transaksi dalam properti konvensional sepenuhnya transparan, yang bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Sumber gambar: Canva

Mana yang Lebih Baik untuk Anda?


Memilih antara properti syariah dan konvensional sangat bergantung pada kebutuhan pribadi, preferensi, dan nilai-nilai yang Anda anut. 


  • Jika Anda Mementingkan Nilai-Nilai Syariah: Properti syariah adalah pilihan yang tepat. Anda dapat berinvestasi tanpa rasa khawatir melanggar prinsip-prinsip agama, dengan proses yang lebih transparan dan bebas dari unsur riba.


  • Jika Anda Menginginkan Fleksibilitas dan Akses Lebih Mudah: Properti konvensional mungkin lebih sesuai. Dengan pilihan yang lebih banyak dan proses yang lebih cepat, Anda bisa mendapatkan properti yang Anda inginkan tanpa harus memenuhi syarat-syarat yang ketat.


Kesimpulan


Perbedaan utama antara properti syariah dan konvensional terletak pada sistem pembiayaan, prinsip-prinsip transaksi, dan fleksibilitas yang ditawarkan. Properti syariah menawarkan solusi yang sesuai dengan syariat Islam, memberikan ketenangan hati dan keberkahan bagi para pembelinya. Sementara itu, properti konvensional memberikan akses yang lebih mudah dan fleksibel dengan pilihan yang lebih luas.


Keputusan akhirnya ada di tangan Anda. Pertimbangkan baik-baik apa yang menjadi prioritas dan nilai utama Anda dalam berinvestasi. Apakah itu ketenangan spiritual dan keberkahan, ataukah fleksibilitas dan akses yang lebih cepat. Apapun pilihan Anda, pastikan untuk melakukan penelitian yang mendalam dan berkonsultasi dengan ahli sebelum membuat keputusan investasi yang signifikan.